HUT ke-72 Jateng Dirayakan Beragam Etnis, Ganjar: Layani Rakyat dengan Jujur

HUT ke-72 Jateng Dirayakan Beragam Etnis, Ganjar: Layani Rakyat dengan Jujur

Semarang-nasionalmerdeka.com, HUT ke-72 Provinsi Jawa Tengah tak hanya dirayakan masyarakat Jateng. Masyarakat dari beragam suku dan etnis di Nusantara pun ikut bergembira, merayakan hari jadi Jateng. Gubernur Jateng Ganjar Pranowo memberi pesan khusus dalam momentum HUT ini, agar semua menjaga integritas, jangan khianati rakyat.
Upacara peringatan HUT ke-72 Jateng digelar di halaman kantor gubernur Jawa Tengah, Senin (15/8). Istimewanya, masyarakat dari beragam suku dan etnis pun ikut dalam barisan peserta upacara. Mereka mengenakan pakaian adat dan membawa hadiah dari berbagai makana khas untuk Ganjar.
Pembina Keluarga Besar Papua di Jawa Tengah, Markus Romera mengatakan, seluruh masyarakat Papua di Jawa Tengah memiliki rasa memiliki atau dalam istilah bahasa Jawanya andarbeni. Artinya, mereka menganggap Jawa Tengah dan Indonesia sudah menjadi rumah sendiri selain kampung halamannya.
“Kita dari Sabang sampai Merauke ini bersaudara, tanpa membedakan suku, etnis, agama, dan lainnya. Kita harus membaur seperti kata Gubernur Ganjar Pranowo. Kami berharap Jawa Tengah terus maju dan kami yang dari Indonesia Timur dapat diterima dengan baik oleh masyarakat Jawa Tengah,” ungkap Markus.
Ganjar Pranowo mengungkapkan kebahagiannya karena HUT ke-72 Jawa Tengah ini, bisa dimiliki dan dirayakan semua.
“Saya senang di Jawa Tengah ada banyak suku dan mereka berkenan untuk ikut berpartisipasi dengan kita semuanya. Tentu ini bagian yang sangat membahagiakan dan ini bagian dari kebersamaan kita,” kata Ganjar usai menjadi inspektur upacara peringatan HUT ke-72 Jawa Tengah.
Ganjar mengatakan, ulang tahun Provinsi Jawa Tengah tahun ini dirayakan dengan kesederhanaan. Namun di tengah kesederhanaan itu ternyata banyak yang datang dan berkontribusi. Ada perwakilan dari masyarakat Papua, Sumatera Barat, Dayak, Bugis, Riau, Jawa, hingga etnis Tionghoa.
Bahkan, mereka pun membawa oleh-oleh makanan khas dari daerahnya. Seperti masyarakat Papua yang membawa makanan khas ubi tumbuk. Banyak etnis juga yang ada di Jawa
“Tadi ada Sumatera Barat, etnis Tionghoa, dan lainnya. Keberagaman kita tunjukkan hari ini dan kami senang semua bisa berkontribusi,” katanya.
Dalam kesempatan itu, Ganjar juga berpesan kepada seluruh jajaran Pemprov Jawa Tengah dan pemkab/pemkot untuk menjaga integritas. Melayani masyarakat dengan tulus dan jujur, menghentikan semua praktik buruk seperti korupsi dan jual-beli jabatan.
Kasus yang menimpa Bupati Pemalang, kata Ganjar, menjadi peringatan keras bagi semua untuk menghentikan dan menjauhi praktik buruk dan busuk. Dia menyebut, praktik korupsi merupakan pengkhianatan terhadap kerja keras wong cilik.
“Kami mengingatkan diri kami sendiri, di kabupaten/kota juga kita ingatkan, hentikan semua praktik buruk, hentikan korupsi. Jual-beli jabatan itu terdengar di mana-mana ceritanya, maka saya ingatkan kepada teman-teman yang lain untuk menghentikan sekarang atau ditangkap. Ini yang saya sampaikan dengan keras tadi agar semuanya benar-benar peduli,” tegasnya.
Ganjar kemudian bercerita tentang kisah petani-petani bawang putih di Kabupaten Tegal. Meski berkali-kali produknya kalah saing dengan bawang impor, namun mereka tetap semangat dan komitmen bertanam.
Semangat ini, menurut Ganjar adalah sesuatu yang patut ditiru. Sekaligus menjadi pengingat bagi para pejabat, bahwa marwah jabatan adalah untuk melayani rakyat.
“Saya gregel (haru) saat mendengar cerita petani bawang putih di Kabupaten Tegal. Bertahun-tahun mereka dihajar habis oleh bawang putih impor. Tapi mereka tidak menyerah. Jika petani kita berani berjuang habis-habisan, kita dosa besar jika hanya diam saja,” ungkapnya.
Maka dari itu, lanjut Ganjar, hari ini seharusnya mulai bicara soal banyak prestasi. Misalnya penghargaan yang diterima Presiden Joko Widodo dari IRRI karena tiga tahun tidak impor beras. Artinya ketahanan pangan kita sangat kuat hari ini.
“Kalau itu bisa kita terjemahkan sampai tingkat daerah, maka kita pun bisa mencoba memberikan praktik-praktik baik dan prestasi baik,” ujarnya.
Di Jawa Tengah sendiri banyak praktik-praktik baik yang sudah dikakukan. Terbaru adalah pengendalian inflasi yang baik karena kerja sama semua pihak. Kemudian, ada learning center bawang putih di Tegal untuk meningkatkan produktivitas komoditas bawang putih sebagai upaya menjaga ketahanan pangan.
Prestasi Jawa Tengah
Ganjar mengatakan, kerja keras Pemprov Jateng menyejahterakan rakyat adalah dengan serius dan komitmen membangun berbagai sarana. Infrastruktur jalan satu di antaranya.
Dari 2.404 kilometer jalan provinsi, 90 persen di antaranya dalam kondisi baik. Hingga akhir tahun ini, minimal 95 persen jalan milik provinsi dalam kondisi baik.
Kondisi pertumbuhan ekonomi Jateng pun mengalami peningkatan dari 5,12 persen di kuartal I menjadi 5,66 pada kuartal II 2022. Ekspor Jateng meningkat 41,02 persen dari USD 780 juta menjadi USD 1,1 miliar. Ini diikuti dengan capaian impor yang menurun sebesar 18,12 persen, dari USD 1,33 miliar menjadi USD 1,09 miliar.
Tingkat Inflasi pun turun sebanyak 0,69 persen dari semula 4,97 menjadi 4,28 persen.
“Ini ikhtiar kita. Sekali lagi kita musti layani masyarakat dengan baik, jangan hianati mereka,” tandas Ganjar.

Pewarta; Virly Setiawan S.Th