Vera Imelda, S.Sos, M.Pd*
Perairan Jawa Tengah merupakan salah satu jalur sibuk sejak lampau. Sejak dulu areal lokasi ini merupakan jalur keluar masuk kapal sejak abad 18 ke pelabuhan kuno yang berada di daerah Lawang Sewu.
Di kemudian hari, karena aktivitas sedimentasi tinggi berakibat daratan terbentuk dan menjauh 5 km dari lokasinya sekarang. Pada saat ini pelabuhan kuno Lawang Sewu berjarak 5 km dari pesisir.
Secara umum, kondisi morfologi perairannya memiliki kedalaman sekitar 20 meter dimana dasar perairan berlumpur, sedimentasi tinggi dan beberapa sungai bermuara di pantai utara Jawa dimana 3 sungai besar bermuara sekaligus spot lokasi aktivitas nelayan memancing dan membuat rumpon.
Lokasi yang diduga banyak tinggalan cagar budaya kapal tenggelam, tidak jauh dari pantai berjarak sekitar 6 mil dan paling dekat 4 mil. Di area pencarian ini merupakan lalu lalang kapal pelabuhan Tanjung Mas.
Potensi objek arkeologi bawah air yang ada, kemungkinan tinggalan arkeologi kapal tenggelam dari kapal-kapal VOC dan kapal lokal yang menggunakan tempat ini sebagai jalur perdagangan, Misalnya, perdagangan rempah, kayu jati, dan perdagangan potensial lainnya yang saat itu bernilai ekonomi tinggi.
Adapun jenis kapal kuno yang diidentifikasi khusunya di area utara Semarang, berciri kapal kayu dengan diameter 20 meter, umumnya era VOC Belanda.
Hasil identifikasimenggunakan alat survei bawah air, diketahui ada anomali sekitar 38 titik sebaran yang diduga ada objek bawah laut. Pendokumnetasian arkeologi dengan menggunakan SGD dan audiovisual via video dokumenter menunjukan hasil yang memuaskan dan menjanjikan sebagai temuan yang spektakuler.
Pendokumentasi cagar budaya bawah air objek diduga cagar budaya (ODCB) berupa kapal tenggelam di perairan Jawa Tengah bertujuan merekam atau mendokumentasikan potensi data yang dimiliki dalam rangka menemukenali potensi arkeologi, sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, dan kebudayaan yang dimiliknya.
Output kegiatannya adalah terdokumentasinya kondisi eksisting tinggalan ODCB kapal tenggelam di perairan Jawa Tengah, baik melalui data pictorial (peta morfologi dasar laut, peta sebaran objek, foto tampak, meliputi wajah (facade) baik jarak dekat maupun jarak jauh; tampak kanan, kiri, belakang, dan atas, foto detail keunikan/ciri khas tinggalan arkeologis, kerusakan, dan dampak langsung dari ancaman, serta foto kegiatan), dan juga audiovisual (rekaman video yang memperlihatkan kondisi tinggalan ODCB secara live).
*Pamong Budaya Ahli Madya di Pokja Warisan Budaya yang Dilindungi Direktorat Pelindungan Kebudayaan