Nasional Merdeka, Jakarta – Ketua Umum Partai Koalisi Rakyat Indonesia (PKRI) Prof Dr KH Sutan Nasomal menegaskan jualan polarisasi adalah jualan politik paling menguntungkan dalam jangka pendek,akibat maraknya politik identitas.
Isu polarisasi dimasyarakat memang srngaja dikapitalisasi oleh partai partai politik yang memiliki ideologi kuat.
Menurut Prof Dr KH Sutan Nasomal, polarisasi bisa berdampak langsung dengan disintegrasi,terlebih pada kondisi krisis saat ini.
“Polarisasi ini adalah jualan politik yang paling menguntungkan dalam jangka pendek.
Tapi dalam jangka panjang, tidak memberikan literisasi,pendidikan politik dan demokrasi yang baik kepada masyatakat”kata Prof Dr KH Sutan Nasomal dalam diskusi polarisasi politik pemilu 2024 akankah kembali berulang di Markas DPP PKRI di bilangan komplek Koppasus Cijantung Jakarta Juamat 1 juli 2022. Prof Dr KH Sutan Nasomal menyebut,dalam situasi kresis berlarut saat ini yang dibutuhkan adalah politik pemersatu,bukan politik identitas.
Sebab polarisasi justru akan memperparah krisis dan membuat pemerintahan semangkin tidak efektif,serta tidak.mampu menangani krisis.
“Kita baru.memasuki suatu masa pembelajaran demokrasi yang relatif tidak terlalu lama, apabila kita memasukkan isu, masalah polarisasi kedalam krisis global sekarang, terutama krisis ekonomi,kita punya suatu masalah yang lebih eksitensial,yaitu ancaman disintegrasi,walau sekarang mungkin levelnya belum terlihat sampai ancaman disintegrasi secara langsung, jadi jualan polarisasi dalam pemilu sangat merusak bangsa”tegas Prof Dr KH Sutan Nasomal.
Prof Dr KH Sutan Nasomal menilai, rakyat sudah lelah dengan kondisi pembelahan yang terjadi selama ini,sehingga perlu segera diakhiri, Apalagi beban hidup masyarakat sehari hari sudah semangkin berat saat ini,akibat ancaman inflasi global.
” Kalau dibakar lagi dengan pembelahaan ,bisa terjadi revolusi sosial di masyarakat.Karena itu, kita perlu melahirkan pememimpin pemersatu Rakyat sudah lelah dengan pembelahaan.ujar Prof Dr KH Sutan Nasomal mengakhiri.(Raja Kayangan/Redaksi).