Tulisan Wartawan Abal Abal Itu, Membuat Oknum Disdik Aceh Berang

Tulisan Wartawan Abal Abal Itu, Membuat Oknum Disdik Aceh Berang

 

 

Banda Aceh – Dibalik Pemberitaan “Kesuksesan” MBGH Binaan Disdik Aceh, Ada Kekecewaan Orang Tua Pesertanya. Membuat Seorang Oknum Disdik Aceh Berang

 

Pasalnya sekitar jam 09:16 WIB . Pada hari Minggu 28/8/2022 awak media ini tiba-tiba di hubungi oleh seseorang melalui telepon seluler, 0822 7780 XXXX yang ternyata milik seorang oknum di Dinas Pendidikan Aceh Berinisial IW.

 

Yang intinya meminta agar wartawan menghapus pernyataannya yang telah dimuat di media Nasionalmerdeka.com yang ber- judul

 

Dibalik “Kesuksesan” MBGH Binaan Disdik Aceh, Ada Kekecewaan Orang Tua Pesertanya . Yang di muat pada Minggu (28/8/2022] membuat Seorang oknum di Disdik Aceh itu Menjadi Berang dan emosi.

 

Disinyalir beliau adalah seorang staf Humas di dinas tersebut, yang di gadang gadang merupakan orang dekat (Red – kepercayaan) Kepala Dinas Pendidikan Aceh Alhudri.

 

Sebelum meminta pernyataannya dihapus, oknum dinas tersebut melalui seluler nya mengajukan beberapa pertanyaan kepada awak media ini seolah-olah mengintrogasi dengan nada agak mengancam dan meremehkan diantaranya.

 

” saya mau tanyak dulu ama abang, sudah berapa lama abang jadi wartawan? abang kutip pernyataan saya itu ada ijin atau tidak? ” Tanya oknum itu dengan nada berapi api kepada wartawan,

 

Penasaran dengan perkataan oknum itu, kemudian awak Media inipun bertanya kepada oknum tersebut bukankah kamu Humas ? Benar bang! jawab Oknum itu lagi.

 

Benar bang, kata oknum itu tetapi sebelum menulis penyataan tersebut, ” Abang harusnya minta izin dulu dengan yang bersangkutan apakah itu sama Sekdis atau kadis dan lainnya, pak minta ijin pernyataannya ditulis ya.”kata oknum itu mengajari.

 

Selanjutnya awak media ini menyampaikan kepadanya bahwa hal seperti itu , tidak mesti (red- itu tergantung konteknya ). Seraya menyampaikan kepadanya bahwa bukankah kamu sudah tahu, saya, bertanya sebagai wartawan ?

 

kemudian oknum itu berkata lagi , gak gitu bang! Itu gak bisa gitu bang! “Ini bang ya ! Ini saya kirim ama Abang bagaimana etika wawancara orang, biar Abang tahu ” kata oknum itu mengajari lewat selulernya.

 

Terus beliau mengatakan sekarang coba abang kirimkan bagaimana etika Abang ketika Abang wawancara .

 

“Seharusnya Abang mengatakan Wan, ini, saya kutip ya, pernyataannya, aku tidak berhak memberikan komentar. Aku anak Kontrak bang, cabut itu bang peryataan saya, kalau abang tidak hapus pernyataan itu, akan saya laporkan abang ke dewan pers.

 

Berarti Abang mau merusak orang, Aku hargai abang, Abang kelihatannya dikasih hati minta jantung. Abang jangan anggap aku anak anak bang!

 

Seingatku, abang belum Uji Kepentensi Wartawan (UKW) ” Makannya wartawan perlu UKW.” Kata oknum itu.

 

” kalau Abang tidak hapus pernyataan itu saya akan laporkan Abang ke dewan pers, ketua PWI Aceh Bang Nasir Nurdin ” Kata oknum itu, menutup telepon selulernya. Minggu (28/8/2022) pagi.

 

Sebagaimana Wartawan yang sudah pernah mengikuti pelatihan jurnalis dan terakhir mengikuti pelatihan jurnalistik wartawan di Lhokseumawe yang di gelar oleh PWI Aceh pada Tahun 2004 lalu melalui Lembaga Pers Dr. Sotomo (LPDS)

 

Tentu berupaya. Melakukan kegiatan jurnalistik sebagai mana yang di amanahkan oleh UU pokok Pers nomor 40 Tahun 1999, salah satunya adalah sebelum me – muat berita tersebut awak media ini juga berupaya untuk meng konfirmasi pihak pihak terkait yang akan diberitakan dalam hal ini Dinas Pendidikan Aceh.

 

Tujuannya supaya informasi yang kami dapatkan dilapangan dapat lebih berimbang dan pihak yang diberitakan tidak dirugikan.

 

 

Sehingga dirasa perlu untuk meng – konfirmasi Pihak terkait misalnya bidang Humas atau pejabat terkait lainnya seperti kepala Dinas, Sekdis dan sebagainya.

 

Sebelumnya memuat berita ini awak media juga menanyakan posisi beliau (oknum) di Disdik Aceh tersebut ” Maaf wan kalau kemarin di dinsos Iwan sebagai Humas kalau sekarang di Dinas pendidikan Aceh sebagai apa jabatan iwan.” Tanya awak media ini kepadanya. Lewat pesan singkat WhatsApp.Jumat (26/8/2022)

 

Setelah berselang tidak seberapa lama, dihari yang sama, usai dikonfirmasi posisinya di Disdik Aceh. Oknum itu menelpon awak media ini yang waktu itu sedang duduk di peunayong dengan rekan jurnalis lainnya.

 

“Kiban bg? Dari barokoen abg terus telpon dan WA longsor, dan jino pih lon teugeh leue kegiatan, sebetuei jih, peu yang abg butuhkan dan inginkan dalam hal nyo ,soal jih lon Humas bang, sebab semua ka bak lon ” Kata oknum itu kepada awak media ini. jumat (26/8/2022) lewat selulernya sekitar pukul 06:08 WIB petang.

 

Mendapatkan pertanyaan itu Awak media ini kemudian langsung menjawab bahwa yang kami butuhkan adalah informasi terkait tampilnya anak anak Marching Band Gita Handayani (MBGH) di depan presiden Jokowi pada HUT RI Ke 77 Tahun 2022 belum lama ini.

 

Berapa uang saku yang diberikan kepada anak MBGH itu , karena sebelumnya awak media ini menerima informasi dari sumber yang layak dipercaya bahwa uang saku diberikan oleh panitia cuma Rp 500 Ribu rupiah yang diberikan oleh Pj Gubernur Aceh sedangkan yang di janjikan oleh Kadisdik Aceh sebanyak 700ribu rupiah hingga kini belum diberikan serta berapa anggaran yang dihabiskan untuk melaksanakan kegiatan itu.

 

Selain itu juga masalah anak-anak yang di bawa bermain oleh panitia ke Grand Indonesia yang dinilai oleh ortu MBGH harga barang ditempat tersebut mahal serta menyangkut uang panjar tiket pesawat anak MBGH yang dipinjam dari orang tua (ortu) peserta.

 

Kemudian beliau mengatakan oh gitu, ” Begini bang, kalau uang 500 Ribu rupiah itu merupakan uang yang di berikan oleh Pj gubernur Aceh sedangkan uang 700 Ribu yang dikasih Kadisdik ini sifatnya transfer kerekening masing masing anak dan gak bisa kita ambil, langsung kasih kepada anak .” Katanya menjelaskan.

 

Selanjutnya beliau mengatakan “Inikan kasus lama terkesan, abang mencari sesuatu,”kata oknum itu selanjutnya Apalagi ini Dikmen sudah pulang

 

sementara itu, katanya, tim bertanya tanya, apa yang

Abang inginkan dalam hal ini, ketika di tanya oleh awak media siapa orang yang menanyakan itu beliau menyebutkan apa Kamal, maksud loh, abang bek pupok le kedalaman, jadi peu , sebenar jih keinginan abang.” Tanya oknum itu.

 

Kemudian awak media ini kembali menjawab yang kami

Butuhkan adalah informasi , terkait anak (atlit) yang sempat di bawa bermain ke GI yang dinilainya oleh orang tua DBGH harga barang disitu mahal dan juga menyangkut tiket pesawat PP.

 

“get bang”menyo masalahnya nyan, pakon Hana peugah dari awai kon, Bah lon jawab, Bukankah abang sudah, lon anggap sebagai abang lon.” Kata oknum itu.

 

Selanjutnya mengatakan kalau anak anak di bawa ke GI itu merupakan hiburan agar anak anak tidak bosan dan di Jakarta mana ada harga yang murah , ” kalau dikatakan mahal semua tempat di Jakarta harga barangnya memang mahal, namun yang terpenting anak anak tidak lapar. ” Katanya menjelaskan.

 

kemudian penghargaan yang mereka dapatkan juga untuk mereka sendiri. ” Dinas pendidikan, hanya memfasilitasi saja, baik tiket pesawat dan lainnya , semuanya ditanggung oleh dinas pendidikan, katanya lagi.

 

Namun anehnya hingga akhir pembicaraannya lewat seluler, oknum itu tidak pernah meminta agar pernyataannya agar jangan di publikasikan.

 

 

Sementara itu orang tua peserta MBGH menanggapi permintaan oknom itu agar awak media menghapus peryataan yang telah di muat dinasionalmerdeka dengan judul Dibalik “Kesuksesan” MBGH Binaan Disdik Aceh, Ada Kekecewaan Orang Tua Pesertanya. Terbitan Minggu (28/8/2022) dikarenakan belum meminta izin kepadanya ,” Itu sungguh tidak tepat (tidak Mesti) mengingat beliau di bagian Humas, di instansi tersebut, tentu sudah paham cara kerja wartawan, paling tidak beliau boleh sampaikan kepada wartawan yang mewawancarainya tolong pak penyataan saya, jangan dimuat ya.”kata sumber tak mau namanya disebutkan kepada awak media ini.kamis (1/9/2022)

 

Bahkan sumber itu menyatakan penyataan beliau (oknum) itu agak berbeda dengan kenyataan yang terjadi di lapangan di antaranya kata sumber itu mengatakan sebelumnya orang tua anggota Marching Band Gita Handayani ada di mintai uang panjar tiket pesawat (PP) Garuda sebanyak 2 juta rupiah per/ peserta (atlit)” itu yang gak dilansir oleh media.”

 

” Uang panjar tiket ini di pijam dari orang tua peserta saat sebelum berangkat ke Jakarta .Oleh koordinator/ pelatih , yang mengatasnamakan pihak Grup Drumband Gita Handayani milik Disdik provinsi Aceh dan ini belum di kembalikan atau di bayar. Panitia beralasan peminjaman dilakukan karena belum ada dana, Di janjikan oleh panitia dana akan di kembalikan setelah cair dana dari APBA – P Tahun 2022. Namun Itu ada surat perjanjiannya” Kata sumber itu lagi, tapi itu bukanlah masalah.

 

Tetapi yang menjadi masalah, kata sumber itu lagi, tidak semua orang tua anak berkemampuan untuk menyiapkan dana tersebut.

 

 

Lebih lanjut menyatakan apalagi ada sanksi dari pelatih Kepada anak dan orang tua yang bersangkutan, bahwa kalau uang panjar tiket pesawat tidak ada maka anak tidak bisa di berangkatkan.

 

Padahal seluruh pembiayaan pra even tersebut di tanggung. oleh pihak si anak, termasuk kelengkapan atribut tuk tampil dan id card anggota MBGH diharuskan bayar kepada si anak dengan harga yang ” fantastis”

 

Sedangkan untuk atribut antribut tampil seperti pakaian, sepatu dan apapun yang diperlukan sebelumya itu , dananya dibebankan kepada masing-masing peserta yang juga otomatis diminta dari orang tuanya .

 

“Yang jelas di sini, ada sedikit, yang saya sesalkan , disini koordinator merangkap pelatih , merangkap keuangan, merangkap semuanya”. Ujar sumber itu.

“Dan, Yang saya gak ngerti sebenarnya di saat keberangkatan ada 4 orang tim official ,apa fungsinya saya tidak tau, lanjutnya lagi.

 

” Di Palembang karena hotel tidak menyiapkan sarapan pagi, maka anak-anak tidur aja, besok paginya anak-anak beli sarapan masing masing.” Itu persoalan.” Katanya geram.

 

 

Dalam kesempatan itu, sumber orang tua tersebut juga memberikan sejumlah nomor HP beberapa orang tua anggota MBGH kepada media ini guna di konfirmasi lebih lanjut.

 

Sampai hari ini kami belum pernah tahu kejelasan Rencana Anggaran Belanja (RAB ), berapa rencana anggaran kegiatan tersebut, untuk apa saja digunakan oleh ketua panitia, panitia terkesan tidak transparan dalam melakukan kegiatan.

Walaupun pernah ada rapat antara orang tua beserta MBGH dengan koordinator merangkap pelatih yang di hadiri oleh pejabat Disdik Aceh.

 

Sebelumnya pernah di janjikan oleh pelatihnya Taufik Hidayat sepulang dari Palembang, kemudian dari Jakarta untuk dilakukan rapat pertanggung jawaban kepada orang tua.

 

Selaku pihak media, tentu anda harus ada cross cek, silakan di konfirmasi , Taupik Hidayat bila perlu silahkan di konfirmasi orang-orang dinas yang pernah ikut dalam rapat.

 

” seperti yang saya tahu disitu ada Pak Gamal , ada pak Ali, ada pak Sekdis , karena saya yakin Taupik Hidayat tidak mungkin berani dia seperti itu kalau tidak ada perlindungan dan petunjuk dari orang dinas” kata sumber itu berharap.

 

 

Catatan penting : Edi Sumantri Wartawan Nasionalmerdeka.